Pemerintahan Prabowo-Gibran target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029, HIPKA di bawah kepemimpinan Bapak Kamrussamad bersama seluruh anggota di Indonesia kawal dengan fokus pada regulasi, implementasi, serta empat pilar utama: konsumsi masyarakat, belanja pemerintah, investasi, dan ekspor.
1. Regulasi: Mendorong Kebijakan yang Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
HIPKA harus menjadi mitra strategis pemerintah dalam memastikan kebijakan yang pro-pertumbuhan dengan langkah-langkah berikut:
a. Regulasi yang Mendorong Konsumsi Masyarakat
- Mendukung penundaan pajak penghasilan (PPh) bagi kelas menengah tetap 11% , Memberikan Makan Bergizi gratis, Penghapusan Hutang Koperasi/UMKM, Naikan gaji guru/hakim, Pemanfaatan Devisa Hasil ekspor perkuat fiskal untuk meningkatkan daya beli.
- Memastikan kebijakan subsidi tetap tepat sasaran, terutama untuk energi, pangan, dan transportasi.
- Mendorong insentif bagi industri kreatif dan digital untuk memperkuat sektor konsumsi berbasis inovasi.
b. Regulasi yang Mengoptimalkan Belanja Pemerintah
- Memastikan alokasi APBN yang efektif dengan memangkas belanja yang tak berdampak nyata , untuk infrastruktur produktif, bukan hanya belanja birokrasi.
- Mendorong pembelian produk dalam negeri oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi lokal.
- Mendorong transparansi dan percepatan tender proyek pemerintah agar belanja lebih cepat berdampak.
c. Regulasi yang Menarik Investasi
- Mendorong stabilitas regulasi investasi agar tidak berubah-ubah, menciptakan kepastian usaha.
- Menyederhanakan regulasi perizinan industri padat karya agar penciptaan lapangan kerja lebih cepat.
- Mendorong insentif pajak bagi investasi berbasis hilirisasi sumber daya alam, digi
- tal, manufaktur dan Carbon credit
d. Regulasi yang Mempercepat Ekspor
- Mendorong insentif ekspor non-komoditas, seperti industri manufaktur dan ekonomi kreatif.
- Mempermudah birokrasi ekspor bagi UMKM agar lebih kompetitif di pasar global.
- Mempercepat perjanjian dagang internasional untuk membuka akses pasar baru bagi pengusaha Indonesia.
2. Implementasi: Meningkatkan Eksekusi di Lapangan
HIPKA perlu memastikan kebijakan tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi benar-benar dieksekusi dengan baik.
a. Meningkatkan Konsumsi Masyarakat
- Mendorong program digitalisasi UMKM untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan konsumsi domestik.
- Membangun ekosistem ritel modern berbasis produk lokal untuk mengurangi ketergantungan impor.
- Mengkampanyekan Gerakan Bangga Buatan Indonesia agar masyarakat lebih memilih produk dalam negeri.
b. Meningkatkan Efektivitas Belanja Pemerintah
- HIPKA dapat berperan sebagai mitra strategis dalam proyek-proyek pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran.
- Membangun ekosistem bisnis berbasis digital agar belanja pemerintah lebih efisien dan transparan.
- Mengusulkan skema Public-Private Partnership (PPP) agar swasta dapat turut serta dalam pembangunan infrastruktur.
c. Meningkatkan Investasi
- HIPKA dapat menjadi fasilitator investasi dengan membuka platform matchmaking investor dengan startup dan industri strategis.
- Mendorong pembiayaan berbasis syariah dan fintech lending untuk mempercepat penyaluran modal ke UMKM dan industri kreatif.
- Mengembangkan Zona Ekonomi Khusus (KEK) baru di luar Jawa untuk meningkatkan pemerataan investasi.
d. Mendorong Ekspor
- HIPKA dapat membantu pengusaha dalam mendapatkan sertifikasi dan akses pasar internasional.
- Membangun platform ekspor digital bagi UMKM untuk menembus pasar luar negeri.
- Memperkuat ekspor berbasis industri halal dan ekonomi syariah sebagai keunggulan kompetitif Indonesia.
3. Target di Empat Pilar Utama
a. Konsumsi Masyarakat (Target: Pertumbuhan di atas 5%)
- Meningkatkan daya beli melalui insentif pajak dan stabilitas harga kebutuhan pokok.
- Mendorong sektor ritel dan e-commerce agar konsumsi tetap tumbuh kuat.
- Memperkuat industri kreatif, pariwisata, dan kuliner untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
b. Belanja Pemerintah (Target: Efektivitas APBN meningkat hingga 90%)
- Mendorong belanja lebih banyak untuk infrastruktur produktif, pendidikan, dan kesehatan.
- Memastikan proyek pemerintah tidak hanya besar, tetapi juga memiliki dampak langsung pada ekonomi rakyat.
c. Investasi (Target: Peningkatan Investasi Asing dan Domestik hingga Rp 1.500 Triliun per Tahun)
- Meningkatkan investasi di sektor manufaktur, teknologi, dan energi hijau.
- Mendorong lebih banyak investasi dalam negeri agar pertumbuhan tidak tergantung pada investor asing.
d. Ekspor (Target: Pertumbuhan Ekspor Non-Migas hingga 15% per Tahun)
- Meningkatkan ekspor produk berbasis hilirisasi (misalnya produk turunan sawit, nikel, dan perikanan).
- Mendorong ekspor jasa berbasis digital dan ekonomi kreatif sebagai sumber devisa baru.
Kesimpulan
Di bawah kepemimpinan Bapak Kamrussamad, HIPKA harus memainkan peran kunci dalam:
- Regulasi → Mendorong kebijakan pro-konsumsi, belanja pemerintah yang efektif, peningkatan investasi, dan ekspor yang lebih kompetitif.
- Implementasi → Memastikan kebijakan berjalan di lapangan melalui kolaborasi dengan pengusaha, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya.
- Target Makroekonomi → Memastikan konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor tumbuh sesuai target agar ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% pada 2029.
Dengan pendekatan ini, HIPKA bisa menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan.